Kamis, 13 Desember 2007

XL dan Bakrie Bantah Lakukan Kartel

[Tempo Interaktif] - PT Excelcomindo Pratama (XL) dan Bakrie Telecom menampik melakukan praktek kartel (persekongkolan untuk membentuk harga) dalam tarif pesan pendek yang sedang diusut oleh Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha.

"Kami tak melakukan kartel," kata Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, seusai menghadiri seminar Marketing Markplus di Hotel Mulia, Jakarta.

Bahkan, menurut Direktur Layanan Korporasi PT Bakrie Telecom Tbk., Rakhmat Junaidi, saat ini tiada kartel. Kata dia, Bakrie Telecom menerapkan tarif Rp 50 on nett, "Sedangkan tarif offnettnya bervariasi, bahkan ada yang free."

Komisi Pengawas Persaingan Usaha tengah memeriksa dugaan kartel tarif pesan pendek (SMS) oleh delapan operator telepon. Mereka adalah XL, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk., PT Hutchinson CP Indonesia, PT Smart Telecom, PT Mobile-8 Telecom, dan PT Bakrie Telecom Tbk.

Lembaga antipersaingan usaha tak sehat ini telah memanggil pemimpin delapan operator itu. Tapi, Erwin Syahrial, anggota majelis pemeriksa, merahasiakan pelapor dugaan kartel ini. Rapat pleno komisioner besok akan memutuskan meneruskan pemeriksaan atau tidak.

Jumlah Orang Kaya RI Meningkat, Aburizal Bakrie Terkaya

[Okezone Dotcom] - Majalah Forbes kembali merilis daftar orang tekaya di Indonesia. Hasilnya jumlah orang terkaya di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat. Pemimpinnya adalah Menko Kesra Aburizal Bakrie.

Seperti dikutip dari Associated Press (AP) kekayaannya mencapai USD5,4 miliar atau naik dari USD1,2 miliar dibanding tahun sebelumnya.

Yang menjadikan Aburizal menjadi konglomerat, yakni kenaikan harga sahamnya yang meroket di PT Bumi Resources Tbk. Perusahaan itu tak lain adalah kelompok usaha Bakrie Group, yang dipimpinya.

Kelompok Bakrie adalah usaha yang bergerak di multisektor, antara lain batu bara yang dinaungi oleh perusahaan Bumi Resorces. Selain itu, juga disektor telekomunikasi dan properti. Tapi menurut majalah Forbes, sektor yang paling membuat Aburizal tertajir adalah dari Bumi Resources.

Sukanto Tanoto adalah orang terkaya nomor dua. Pada tahun lalu, Sukanto adalah menduduki peringkat pertama di Indonesia. Konglomerat yang saat ini tengah tersandung dugaan kasus penggelapan pajak Asia Agri ini, kekayaannya mencapai USD4,7 miliar meningkat USD2,8 miliar pada tahun lalu. Tak heran jika pemilik perusahaan pulp, kertas dan perkebunan kelapa sawit itu lah, yang menjadikan dirinya berkantong tebal.

Sementara Bambang Trihatmodjo yang tak lain adalah anak penguasa rezim Orde Baru, Soeharto, juga masuk dalam daftar orang tajir. Kekayaannya mencapai USD200 juta.

Selamat untuk Aburizal Bakrie dan Sukanto Tanoto

[Pelita Online] - mengucapkan selamat dan sukses kepada Aburizal Bakrie dan Sukanto Tanoto karena kedua konglomerat ini memperoleh predikat bergengsi sebagai Orang Paling Kaya di Indonesia dengan Peringkat Pertama dan Peringkat Kedua, versi Forbes Asia, majalah bisnis paling terkemuka di kawasan Asia. Menurut majalah tersebut, Aburizal dan keluarganya ditaksir memiliki kekayaan senilai 5,4 miliar dolar AS, naik dari tahun sebelumnya (2006) sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Sedangkan kekayaan Sukanto Tanoto meningkat menjadi 4,7 milyar dolar AS dari 2,8 milyar dolar AS (tahun 2006). Tahun lalu, versi majalah yang sama, Sukanto Tanoto konglomerat asal Medan, pemilik kelompok usaha Raja Garuda Mas (GRM) yang bergerak dalam bidang usaha industri kertas dan bubur kertas, kelapa sawit, energi, dan lainya itu menempati peringkat pertama. Sungguh sebuah prestasi yang luar biasa.

Dalam realitas kehidupan, persoalan kekayaan, kemasyhuran yang diperoleh oleh para konglomerat itu, tentu tidak perlu dipersoalkan. Menjadi kaya, dapat dikatakan merupakan hak setiap orang, hak warga negara. Namun demikian, pada kesempatan yang baik ini, perkenankan kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada beliau-beliau.

Pertama, bagaimanakah caranya memperoleh kekayaan yang luar biasa besar itu ? Jawaban Anda mudah-mudahan bisa menginspirasi dan memotivasi anak bangsa yang lainnya untuk menjadi kaya. Kedua, kepedulian sosial seperti apa yang sudah Anda lakukan terutama untuk bencana-bencana besar seperti Lumpur Panas Sidoarjo dan bencana banjir bandang serta longsor yang disebabkan oleh penggundulan hutan dan illegal logging. Ketiga, apakah konglomerat paling kaya ini juga membayar pajak dengan tertib, tanpa melakukan penggelapan pajak ?

Mohon kiranya, tiga pertanyaan sederhana ini dapat ditanggapi oleh beliau, tentu saja melalui jajaran direksi atau pun para pejabat korporasi di lingkungan inner circle atau minimal oleh petugas humas para konglomerat itu. Sekali lagi, kami ucapkan selamat, semoga tahun depan kekayaan Anda menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.

Rabu, 12 Desember 2007

Jual Excelcomindo, Rajawali Ekspansi ke Properti

[Antara News] - PT Rajawali Corpora mengaku menjual saham PT Excelcomindo Pratama Tbk karena tergiur harga tinggi dan keinginannya mengembangkan sejumlah bisnis lain seperti properti, perkebunan, dan pertambangan.

"Rajawali akan melebarkan sayapnya ke properti, perkebunan dan pertambangan termasuk semen," kata Managing Director PT Rajawali Corpora Darjoto Setyawan di Jakarta, Rabu.

Darjoto mengungkapkan selain alasan pengembangan tersebut, penjualan saham Excelcomindo yang dimilikinya disebabkan harga yang ditawarkan oleh Emirates Telecommunications Corp (ETEL/Etisalat) sangat tinggi.

Dia mengungkapkan harga per sahamnya sekitar Rp3.592 atau jauh di atas harga pasar pada Selasa (11/12) yang ditutup di harga Rp2.300 per saham. "Harganya bagus, persyaratannya juga bagus," katanya.

Dengan penawaran harga yang cukup tinggi itu, lanjut Darjoto, maka Etisalat diterima sebagai strategic investor untuk mengembangkan Excelcomindo.

"Mereka ingin masuk ke Asia, dan mau untuk mengembangkan XL, jadi kita terima. Selain itu, Etisalat merupakan listed company yang akan mengembangkan bisnisnya di Asia. selain itu juga dia bayar cash," tambahnya.

Darjoto mengatakan untuk sektor properti, ada beberapa target yang akan dikejar khususnya dibidang hotel dan perumahan. "Kita lihat ada peluang di Vietnam. Sedangkan untuk pembangunan hotel belum bisa ditargetkan akan bangun berapa, karena lokasi juga kita masih cari-cari," tambahnya.

Dia menambahkan tidak tertutup kemungkinan perseroan akan investasi lagi di sektor telekomunikasi. "Sebenarnya cukup menarik, hanya investasinya butuh dana besar untuk bangun infrastruktur. kita lihat lah," kata Darjoto.

Transaksi pembelian 16 persen saham Excelcomindo ini telah dilakukan Rabu oleh Etisalat melalui mekanisme transaksi tutup sendiri (crossing) sebesar Rp 4,1 triliun.

Pada perdagangan saham kemarin, saat dibuka saham berkode EXCL langsung melejit ke harga Rp2.500 per saham atau naik dibandingkan penutupan sebelumnya sebesar Rp2.300. Pada penutupan perdagangan saham kemarin, saham EXCL ditutup menguat dilevel Rp2.700 per saham. [Selasa : 12/12/2007]

Selasa, 11 Desember 2007

Indosiar Bantah Akan Dibeli SCTV

[Antara News] - Pihak Indosiar membantah rumor yang menyebutkan bahwa Indosiar bakal dibeli oleh SCTV atau tukar guling dengan SCTV.

"Hingga saat ini Indosiar belum pernah mendapat keterangan dari pemegang saham mengenai isul tersebut. Apalagi, ada undang-undang yang melarang kepemilikan silang dalam industri media," kata Direktur Utama Indosiar, Handoko di Jakarta, Selasa.

"Yang jelas, pihak kami tidak ada niat untuk melanggar undang-undang, ataupun melanggar hukum," katanya menegaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, keluarga Sariatmadja, pemilik stasiun televisi Surya Citra Televisi (SCTV), berhasil mengambil alih (tukar guling) stasiun televisi Indosiar dari tangan kelompok Salim.

Transaksi ini merupakan kelanjutan dari transaksi penjualan kepemilikan saham PT London Sumatera Tbk (Lonsum) milik keluarga Sariatmadja ke kelompok Salim. [11/12/2007]

Ciputra Miris Lihat Banyaknya Pengangguran

[Antara News] - Pengusaha yang sukses membawa tiga grup perusahaan selama tiga orde politik, Ir. Ciputra, merasa miris melihat kondisi bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih bermental terjajah, dan salah satu dampaknya adalah banyaknya pengangguran, karena tidak seimbangnya angkatan kerja dan kesempatan kerja, serta mahasiswa juga dilihatnya sebagai calon pengangguran.

"Kondisi ini terjadi karena bangsa Indonesia hanya siap bekerja untuk orang lain, bukan membuka pekerjaan untuk orang lain," kata Ciputra ketika berbicara pada seminar internasional "The Importance of Agriculture Entrepreneur Education in Indonesia: From Vision to Action", di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Selasa.

Pendiri tiga grup perusahaan, Jaya Grup, Metropolitan Grup, dan Ciputra Grup itu menegaskan, untuk mengatasi pengangguran, `kita` harus mengubah paradigma dari mental terjajah menjadi mental entrepreneur.

"Bangsa Indonesia dijajah selama 360 tahun, sehingga dalam kurun waktu tersebut tidak ada pendidikan entrepreneurship," kata pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931 ini.

Oleh karena itu, ia mendesak pada pemerintah dan perguruan tinggi, agar segera menggalakkan pendidikan entreprebneurship untuk mengubah mentalitas bangsa dari mencari pekerjaan menjadi membuka pekerjaan.

Ia telah membuktikan hal ini dengan mendirikan tiga grup perusahaan yang sukses melampui tiga periode politik, yakni orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Meskipun pada krisis moneter 1997, ketiga grup perusahaannya sempat menurun, tapi dengan jiwa entrepreneur yang dimilikinya ketiga perusahaan itu bangkit lagi.

"Dari tiga grup perusahaan itu, kini sembilan perusahaan sudah go public dan tahun depan depan dua perusahaan lagi siap go public," kata anak desa yang tidak dibesarkan di lingkungan pengusaha ini.

Padahal, alumnus Fakultas Teknis Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, ketika memulai karirnya di Jaya Grup, yakni perusahaan milik Pemerintah DKI Jakarta, hanya memiliki modal sebuah sepeda motor butut. Namun, ia dipercaya pemerintah DKI Jakarta untuk mengelola Jaya Grup dengan kebebasan dan kreativitasnya.

"Untuk membangun jiwa entrepreneur diperlukan, integritas, kreatif dan inovatif, bekerja keras dan disiplin, memiliki perhitungan yang matang, serta berani menempuh risiko," katanya.

Hal lain yang harus ditumbuhkannya, kata dia, adalah sikap optimisme dan berpikir positif.

"Kita harus yakin, bahwa kita mampu dan kita harus yakin Tuhan bersama kita," kata raja real estate Indonesia tersebut. [11/12/2007]

Senin, 03 Desember 2007

Hari Ini, Pemeriksaan Hashim Djojohadikusumo dilanjutkan

[Tempo Interaktif] - Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Solo, Selasa (4/12) ini masih akan meminta keterangan tambahan kepada pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo.

Pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan Poltabes setelah sehari sebelumnya Hashim dimintai keterangan selama delapan jam dalam kasus pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka. "Statusnya masih sebagai saksi," kata Kasat Reskrim Poltabes Solo, Syarif Rahman.

Menurut Syarif pemeriksaan terhadap Hashim yang dilakukan Senin (3/12) kemarin belum selesai. Deni Hermawan Pamungkas, kuasa hukum Hashim yang ikut mendampingi selama pemeriksaan, membenarkan.

Menurut Deni, saat penyidik mengakhiri pemeriksaan kemarin memang dikatakan masih ada beberapa pertanyaan lagi yang akan ditanyakan. "Kami nggak ngerti, padahal semua informasi sudah disampaikan," ujar Deni.

Deni memastikan Hashim tidak akan datang dalam pemeriksaan lanjutan tersebut. Menurutnya, Hashim dalam keadaan tidak sehat karena kelelahan setelah dihujani berbagai pertanyaan kemarin.

Deni akan mewakili Hashim menemui Poltabes agar pemeriksaan lanjutan itu diagendakan di waktu yang lain. "Kalau pun datang juga percuma karena saat pertanyaan pertama diajukan jawabannya tidak dalam kondisi sehat sehingga pemeriksaan tidak bisa dilanjutkan," katanya.

Hashim Senin (3/12) langsung terbang pulang ke Jakarta dengan pesawat pribadi dari Bandara Adi Sumarmo Solo. Dia mendapatkan kawalan ketat dari body guard-nya selama menjalani pemeriksaan. Hashim mengungkapkan kalau dirinya sebagai korban penipuan dalam kepemilikan lima arca kuno yang disimpan di rumahnya.

Namun polisi rupanya tidak percaya begitu saja dengan keterangan Hashim. Seorang penyidik mengatakan ada kejanggalan dari keterangan yang diberikan Hashim. Sayangnya tidak dijelaskan kejanggalan tersebut. [Selasa, 4 Des 2007]